Dengan serampangannya aku terus berlari, berusaha
mengejarmu. Terus berharap paling tidak kau berhenti sejenak dan menoleh
sebentar saja ke arahku, meski tahu harapan itu tidak akan pernah terjadi.
Tapi Aku tetap melanjutkan laju langkahku, berusaha untuk memperpendek
(atau bahkan menyamai) jarak antara kita yang telah kau ciptakan. Kebencianmu
kini telah menenggelamkanmu ke dalam jurang kegelapan dan membuatmu tidak lagi
melihat orang-orang yang telah menyayangimu. Aku ingin kau melihatku, melihat
kedalam diriku terlepas dari semua identitas dunia yang tercantum pada diri
manusia.
Memang tidak mudah terus mempertahankan suatu ikatan yang bahkan mungkin tidak pernah kau anggap itu ada. Tapi aku tidak pernah memulai sesuatu
dengan setengah hati, karena itu aku tidak akan berhenti dan aku akan
melanjutkan apa yang telah aku mulai.
Biar saja orang-orang bilang kalau aku ini bodoh, keras kepala,
atau apalah, aku tidak mau repot mempedulikan semua ucapan yang 'sok tahu'
tentang kebaikan bagi diriku, karena ini hidupku, aku yang merasakan, aku yang
menjalani -bukan mereka dan aku tidak menyesali semua yang telah aku lakukan,
aku akan lebih menyesal karena tidak melakukannya.
...
Perasaan yang sama sepertiku saat itu, ya.. kesepian terasa begitu akrab denganku, karena
sejak awal aku memang terlahir tidak memiliki siapa-siapa dan semua orang
menjauhiku seolah-olah aku adalah pembawa bencana yang kapan saja bisa
mencelakakan mereka.
Tidak sepertiku yang selalu saja diabaikan dan dijauhi, kau selalu dikelilingi orang-orang yang mengagumimu karena kau pintar, hebat dan juga keren. Aku ingin sepertimu, aku ingin melampauimu atau paling tidak aku ingin kita sejajar dan diakui olehmu. Kau yang selalu saja menjadi pusat perhatian membuatku iri, tapi setelah tahu kau kesepian juga, membuatku sedikit lega. Bukan karena aku senang kau kesepian, tapi karena kau 'sama' sepertiku, aku jadi merasa tidak sendirian.
Waktu membiarkan ikatan ini terus tumbuh dan membuatku semakin mengenalmu. Entah aku harus menyebut ikatan ini apa. Kita tidak pernah benar-benar saling membenci, tapi kita tidak pernah juga akur satu sama lain. Bagiku kau adalah teman sekaligus rival, entah bagimu aku ini apa.
Pria itu tiba-tiba muncul dan telah mengubah segalanya mulai dari hari itu. Dalam kesendirianmu ternyata kau memendam rasa kebencian dan dendam pada pria itu. Hanya dengan melihat wajahnya membuat kebencianmu membara. Kau mulai menutup mata dan membuang semua yang telah kau miliki. Kini kau berjalan menuju arah kegelapan, kau mengejar pria itu untuk membalaskan dendam kebencian dihatimu.
Bukankah aku
pernah katakan padamu, kalau balas dendam tidak dapat merubah apa yang telah
terjadi dimasa lalu. Tapi kau tetap tidak peduli, kau bahkan akan menyingkirkan
siapa saja yang menghalangi jalanmu termasuk orang-orang yang menyayangimu.
Setelah pria itu tiada, kau menemukan kebenaran tentang pria itu —pria yang memiliki
hubungan darah denganmu itu sangat menyayangimu dan mengkambing hitamkan
dirinya agar kau bisa melampiaskan semua kebencianmu padanya. Apa kau
menyesal karena telah membalaskan dendam pada pria itu? heh, tentu saja tidak,
kau semakin dendam bukan? Ya kau semakin membenci orang-orang yang
membuatmu melampiaskan dendam ke pria itu —pria yang
seharusnya tak kau benci.
Aku mungkin tidak dapat menghentikan langkahmu, tapi aku tidak
akan pernah berhenti mengejarmu. Aku tahu aku tidak dapat lagi meyakinkanmu
untuk kembali, karena itu tetap saja pada kebencianmu dan biarkan sampai membusuk
Sampai waktunya tiba nanti, lampiaskanlah
semua dendam dan kebencian hatimu itu padaku, aku akan menanggung semuanya
sampai dirimu merasa ringan atau mungkin sampai kita berakhir bersama. Kau tanyakan mengapa aku mau berbuat sejauh ini untukmu. Aku hanya punya satu jawaban "karena kau adalah temanku" Aku tidak mau kau tersesat di jalan kegelapan, aku tidak mau kau merasakan penderitaan jauh lebih dalam, aku ingin menyelamatkanmu. Tapi kau tidak pernah mau mengerti perasaanku. Mungkin kita memang tidak akan pernah bisa saling mengerti, tapi jika semua ini berakhir, tidak akan ada
lagi beban kebencian dalam dirimu, dan kita akan mengerti satu sama lain di
dunia selanjutnya..